Cara Menggunakan Resistivitimeter Geolistrik
PROSEDUR PENGGUNAAN RESISTIVITIMETER
a. Pasang elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan. Gunakan palu
untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.
b. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke C1
dan C2 pada resistivitimeter Gambar 1.
c. Hubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor
ke P1 dan P2 pada resistivitimeter.
d. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack INPUT (+) dan (-)
pada resistivitimeter. Lihat jarum indikator Batt hingga menunjuk ke
bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan baterai dalam keadaan penuh
(tegangan memadai). Jika tidak, baterai perlu diisi (dicharge) hingga
penuh, sebelum digunakan.
e. Putar tombol Power ke kanan dari OFF menjadi ON, maka resistivitimeter
sudah dinyalakan. Lihat jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke
bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan kontak elektroda arus dengan
tanah (bumi) dan resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak,
perbaiki koneksinya, tancap elektroda arus lebih dalam atau siram tanah di
sekitar elektroda arus dengan air atau larutan elektrolit untuk memperbaiki
kontak.
f. Putar tombol OUTPUT dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Makin
besar angka yang dipilih (1 - 6), makin besar injeksi arus yang dihasilkan.
g. Putar Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V
(Autorange) menunjuk angka nol atau mendekati nol.
h. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus
I (mA) menunjukkan angka yang stabil.
i. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta
harga tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange) sebagai
data pengukuran.
j. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan
data hasil pengukuran. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak
spasi elektroda (a, n) dalam tabel hasil pengukuran Tabel 1.
k. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya. Lakukan
prosedur pengukuran yang sama seperti di atas (1-10) untuk mendapatkan
data dengan posisi elektroda yang berbeda.
l. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai rencana
pengukuran.
Tabel 1. Tabel Data Pengukuran Lapangan
REFERENSI
[1] Telford, W. M., et al. 1996. Applied Geophysics 2nd Edition, Cambridge
University Press.
[2] Reynold, J. M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics, John Wiley & Sons Ltd.
[3].Anonim, 1994, Kursus Pengukuran Dasar Geofisika Untuk Eksplorasi dan
Geolistrik, Laboratorium Fisika Bumi ITB.
a. Pasang elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan. Gunakan palu
untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.
b. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke C1
dan C2 pada resistivitimeter Gambar 1.
Gambar 1. Tampilan Panel Resistivitimeter Naniura NRD 22S
c. Hubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor
ke P1 dan P2 pada resistivitimeter.
d. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack INPUT (+) dan (-)
pada resistivitimeter. Lihat jarum indikator Batt hingga menunjuk ke
bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan baterai dalam keadaan penuh
(tegangan memadai). Jika tidak, baterai perlu diisi (dicharge) hingga
penuh, sebelum digunakan.
e. Putar tombol Power ke kanan dari OFF menjadi ON, maka resistivitimeter
sudah dinyalakan. Lihat jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke
bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan kontak elektroda arus dengan
tanah (bumi) dan resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak,
perbaiki koneksinya, tancap elektroda arus lebih dalam atau siram tanah di
sekitar elektroda arus dengan air atau larutan elektrolit untuk memperbaiki
kontak.
f. Putar tombol OUTPUT dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Makin
besar angka yang dipilih (1 - 6), makin besar injeksi arus yang dihasilkan.
g. Putar Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V
(Autorange) menunjuk angka nol atau mendekati nol.
h. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus
I (mA) menunjukkan angka yang stabil.
i. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta
harga tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange) sebagai
data pengukuran.
j. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan
data hasil pengukuran. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak
spasi elektroda (a, n) dalam tabel hasil pengukuran Tabel 1.
k. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya. Lakukan
prosedur pengukuran yang sama seperti di atas (1-10) untuk mendapatkan
data dengan posisi elektroda yang berbeda.
l. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai rencana
pengukuran.
Tabel 1. Tabel Data Pengukuran Lapangan
Gambar 2. Contoh Stacking Chart
PROSEDUR PEMINDAHAN POSISI KONFIGURASI ELEKTRODA PENGUKURAN
Metode tahanan jenis terdapat beberapa macam konfigurasi elektroda seperti pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Jenis-jenis konfigurasi elektroda
a. Konfigurasi Elektroda Wenner
Gambar 4. Perubahan susunan elektroda konfigurasi Wenner
1. Pasang elektroda dengan jarak spasi elektroda yang sama (a) untuk semua
elektroda, seperti pada Gambar 4.
elektroda, seperti pada Gambar 4.
2. Setelah dilakukan pengukuran, jarak spasi elektroda diperbesar menjadi
kelipatannya yaitu 2a, 3a, hingga na pada gambar 4.
kelipatannya yaitu 2a, 3a, hingga na pada gambar 4.
3. Hal ini bisa dilakukan sepanjang lintasan pengukuran untuk data 2D, dengan
menjadikan ujung ujung lintasan sebagai patokan.
menjadikan ujung ujung lintasan sebagai patokan.
4. Pengubahan jarak spasi elektroda bisa diubah setiap kali pengukuran, atau
diselesaikan sepanjang lintasan baru dilakukan pengukuran untuk jarak spasi
elektroda yang berbeda.
diselesaikan sepanjang lintasan baru dilakukan pengukuran untuk jarak spasi
elektroda yang berbeda.
b. Konfigurasi Elektroda Dipol-dipol
Gambar 5. Susunan elektroda metoda dipol-dipol
1. Pasang elektroda dengan jarak spasi elektroda yang sama (a) untuk semua
elektroda (n=1), seperti pada Gambar 5.
elektroda (n=1), seperti pada Gambar 5.
2. Setelah dilakukan pengukuran, jarak spasi antar elektroda arus (AB) dan
antar elektroda potensial (MN) tetap (a), jarak spasi antar elektroda arus dan
potensial (BM) diperbesar menjadi kelipatannya yaitu 2a, 3a, hingga na
antar elektroda potensial (MN) tetap (a), jarak spasi antar elektroda arus dan
potensial (BM) diperbesar menjadi kelipatannya yaitu 2a, 3a, hingga na
3. Hal ini bisa dilakukan sepanjang lintasan pengukuran untuk data 2D, dengan
menjadikan ujung ujung lintasan sebagai patokan.
menjadikan ujung ujung lintasan sebagai patokan.
c. Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Prinsip konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN dan AB dapt dilihat pada Logsheet praktikum konfigurasi Schlumberger (Gambar 6).
Gambar 6. Metode Schlumberger
PENGOLAHAN DATA DENGAN SOFTWARE RES2DINV
Tahap-tahap pengolahan data metoda geolistrik tahanan jenis menggunakan software Res2Dinv diuraikan seperti tahapan di bawah ini.
1. Data lapangan berupa arus (I), tegangan (V) dan jarak spasi elektroda (n,a).
2. Masukkan data lapangan dalam program Excel untuk menghitung faktor
konfigurasi (k) dan nilai resistivitas semu (). Save filenya dalam bentuk
file text (*.txt).
konfigurasi (k) dan nilai resistivitas semu (). Save filenya dalam bentuk
file text (*.txt).
3. Buat input untuk program Res2Dinv di program Notepad, dengan format,
input sebagai berikut :
input sebagai berikut :
a. Nama lintasan survey.
b. Jarak elektroda terkecil (a).
c. Jenis konfigurasi (Wenner = 1, Schlumberger =7, pole-pole = 2, dipole
dipole = 3, pole-dipole = 6)
dipole = 3, pole-dipole = 6)
d. Jumlah total datum point.
e. Posisi datum pertama (tulis 0 jika pertama di elektroda pertama atau
tulis 1 jika datum pertama berada di tengah lintasan elektroda).
tulis 1 jika datum pertama berada di tengah lintasan elektroda).
f. Masukkan 0 untuk resistivitas atau 1 untuk IP.
g. Susunan data.
h. Posisi horizontal, spasi elektroda x n (lapisan ke-n), nilai resistivitas.
i. Ketik nol di akhir input data, 4 kali.
4. Setelah diperoleh data input dalam program Notepad, kemudian save as
dalam bentuk *.dat (misal: data1.dat).
dalam bentuk *.dat (misal: data1.dat).
5. Keluar dari program Notepad.
6. Masuk ke program Res2Dinv.
7. Dari tampilan windows Res2Dinv, buka menu file untuk membaca data yang
disimpan dalam program Notepad (file data1.dat).
disimpan dalam program Notepad (file data1.dat).
8. Kemudian pilih menu inversi, lalu pilih least-squares invertion.
9. Untuk melihat posisi datum point pilih menu lalu pilih splice data set.
10.Untuk mengedit data, pilih menu lalu pilih extermine datum point.
11.Untuk menghilangkan data yang jelek, pilih datum point yang ingin
11.Untuk menghilangkan data yang jelek, pilih datum point yang ingin
dihilangkan, lalu klik kanan pada mouse (sampai tanda merah), kemudian
tekan Q.
tekan Q.
REFERENSI
[1] Telford, W. M., et al. 1996. Applied Geophysics 2nd Edition, Cambridge
University Press.
[2] Reynold, J. M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics, John Wiley & Sons Ltd.
[3].Anonim, 1994, Kursus Pengukuran Dasar Geofisika Untuk Eksplorasi dan
Geolistrik, Laboratorium Fisika Bumi ITB.
Apa itu Metode Geolistrik ?
DEFINISI
Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk penyelidikan bawah permukaan dengan memanfaatkan sifat aliran listrik di dalam permukaan bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi (Anonim, 1994)
Ada beberapa macam cara pengukuran resistivitas yang biasa dilakukan dalam akuisis data di lapangan. Masing - masing memiliki fungsi yang berbeda, ketiga cara tersebut yaitu Lateral mapping, vertikal Sounding dan Mise-‘a-la-masse.
a. Lateral Mapping
Cara ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan harga resistivitas di suau areal tertentu. Setiap titik targat akan dilalaui beberapa titik pengukuran. Ilustrasi cara ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Metode Lateral Mapping
Pada Gambar 1. disajikan skema akusisi data secara mapping (dalam hal ini konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Wenner). Untuk group (n=1), spasi dibuat bernilai a. Setelah pengukuran pertama dilakukan, elektroda selanjutnya digeser ke kanan sejauh a (C1 di pindah ke P1, P1 di pindah ke P2 dan P2 ke C2) sampai jarak maksimum yang diinginkan.
b. Vertikal Sounding
Cara ini digunakan untuk mengetahui distribusi harga resistivitas pada suatu titik target sounding di baah permukaan bumi. Cara ini sering digunakan sounding 1D sebab resolusi yang dihasilkan hanya bersifat vertikal. Gambar 2. memberikan ilustrasi teknik pengukuran ini (dalam hal ini konfigurasi yang digunakan ialah Schlumberger).
Gambar 2. Metode Vertikal Sounding
Pada Gambar 2 konfigurasi yang digunakan adalah Schlumberger. Pengukuran pertama dilakukan dengan membuat jarak spasi a. Dari pengukuran ini diperoleh satu titik pengukuran.. Pengukuran kedua dilakukan dengan membuat jarak spasi antara C1 – P1 dan P2 –C2 menjadi 2a dan diperoleh titik pengukuran berikutnya. Pengukuran terus dilakukan hingga seluruh area survey terukur.
PERALATAN LAPANGAN
Peralatan lapangan yang diperlukan dalam pengukuran metoda geolistrik tahanan jenis terdiri dari :
1. Resistivitimeter (opsional merek: Naniura Model NRD-22S)
2. Elektroda potensial
3. Elektroda arus
4. Kabel elektroda
5. Kabel konektor
6. Baterai basah/kering
7. Palu elektroda
8. Meteran
9. Kompas bidik
10. Alat tulis
11. Tali rapiah
12. Patok
13. GPS
Gambar 3. Alat Ukur Tahanan Jenis
REFERENSI
[1] Telford, W. M., et al. 1996. Applied Geophysics 2nd Edition, Cambridge University Press.
[2] Reynold, J. M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley & Sons Ltd.
[3]. Anonim, 1994, Kursus Pengukuran Dasar Geofisika Untuk Eksplorasi dan Geolistrik, Laboratorium Fisika Bumi ITB.